Kita menjadi Saudara
karena memiliki hobi yang sama, jangan terceraikan hanya karena pengaruh Politik
dan isu Sara.
Para
pengendara motor yang tergabung dalam sebuah komunitas dan club, ataupun
seseorang Singgle Rider dan Single Fighter, tidak hanya menggunakan kendaraan
roda dua mereka sebagai alat transportasi, tertapi juga digunakan untuk
menjalin dan memperbanyak silaturahmi.
Banyak
orang-orang baru yang ditemui, dari awalnya hanya saling sapa ketika berpapasan
di jalan, sampai bertemu di kopdaran dan berjabat tangan, kemudian lewat
secangkir kopi yang diminum berbarengan, terjalin lah sebuah persaudaraan.
Jangankan
berbeda huruf pertama nomor kendaraan, berbeda bahasa dan agama pun tidak jadi
penghalang untuk saling memberi bantuan dan pengakuan. Sesederhana itulah kami
menciptakan kebahagiaan. Namun semuanya berubah ketika negara api menyerang dalam sebuah perkumpulan ada yang membahas dan
menyindir tentang perbedaan tersebut, salah satunya tentang perbedaan pandangan
politik dan semua misteri dadakannya.
Mungkin
karena sudah jadi santapan umum, di situasi politik yang panasnya melebihi
pernikahan mantan ini, akan banyak isu-isu egois tentang kebaikan maupun
keburukan yang disebar luaskan oleh mulut dan jepol yang tidak bertanggung
jawab. Termasuk di dalam sebuah grup whatsapp yang selalu ramai tapi gak jelas
yang pasti dimiliki oleh setiap pengguna aplikasi yang sedang populer tersebut.
Kami
adalah Bikers millenial yang tidak mau ketinggalan Hits dan karena mayoritas dari kami juga pengguna telepon pintar,
meski sering dibuat kesal dengan labilnya jaringan dan terkadang mengemis
hotspot teman, mau tidak mau harus rela jadi salah satu bagian dari grup
whatsapp yang dikelola oleh admin yang jarang muncul kecuali kalau ada yang share foto wanita. Meski tujuan awal
dibuatnya grup adalah untuk media informasi, tetapi yang lebih banyak
dibicarakan adalah tentang hal-hal koyol seputar janda dan biduan
kehidupan. Foto, gambar, dan video tidak jelas selalu ada setiap harinya, hal
itu lah yag membuat halaman grup ramai dan membuat setiap anggotanya saling
menertawakan. Tapi tiba-tiba keramaian itu hilang ketika salah satu anggota
grup meneruskan sebuah artikel dari grup sebelah tentang profil dan
elektabilitas salah satu Cawapres yang akan maju di Pilpres 2019 nanti. Jelas
saja, karena setiap anggota pun mungkin sadar bahwa situasi politik saat ini
sedang panas-panasnya, bahkan sampai membuat sebagian masyarakat terpecah dan
saling menjelekan, dan tidak menutup kemungkinan diantara anggota grup juga ada
yang berasal dari kelompok politik A, B, dan C. Tetapi kami tidak peduli,
karena ketika kami duduk diatas jok motor, bukan roda politik yang kami
bicarakan, melaikan roda belakang yang hampir gundul dan mengkhawatirkan. Entah
apa tujuan dia meneruskan artikel tersebut kepada sebuah grup yang membuang
jauh segala bentuk perbedaan. Mungkin dia lupa atau belum paham seperti apa
sikap seorang Bikers dalam memandang sebuah perbedaan.
Kami
mungkin bukan pahlawan nasional, tapi kecintaan kami terhadap bangsa juga sama,
memasang bendera indonesia pada atribute atau mengikatkannya pada salah satu
bagian motor, menjadi salah satu bukti kebanggaan kami terhadap NKRI.
Kami
menjunjung tinggi persatuan, meski diatas perbedaan. Anda Bikers? Kita saudara.
(#007)
No comments:
Post a Comment