Meski Beda Tetap Harus Bicara


Friday, August 24, 2018

BIKERS mungkin Nasionalis, tapi tidak masuk Politik Praktis


Kita menjadi Saudara karena memiliki hobi yang sama, jangan terceraikan hanya karena pengaruh Politik dan isu Sara.

Para pengendara motor yang tergabung dalam sebuah komunitas dan club, ataupun seseorang Singgle Rider dan Single Fighter, tidak hanya menggunakan kendaraan roda dua mereka sebagai alat transportasi, tertapi juga digunakan untuk menjalin dan memperbanyak  silaturahmi.

Banyak orang-orang baru yang ditemui, dari awalnya hanya saling sapa ketika berpapasan di jalan, sampai bertemu di kopdaran dan berjabat tangan, kemudian lewat secangkir kopi yang diminum berbarengan, terjalin lah sebuah persaudaraan.

Jangankan berbeda huruf pertama nomor kendaraan, berbeda bahasa dan agama pun tidak jadi penghalang untuk saling memberi bantuan dan pengakuan. Sesederhana itulah kami menciptakan kebahagiaan. Namun semuanya berubah ketika negara api menyerang  dalam sebuah perkumpulan ada yang membahas dan menyindir tentang perbedaan tersebut, salah satunya tentang perbedaan pandangan politik dan semua misteri dadakannya.

Mungkin karena sudah jadi santapan umum, di situasi politik yang panasnya melebihi pernikahan mantan ini, akan banyak isu-isu egois tentang kebaikan maupun keburukan yang disebar luaskan oleh mulut dan jepol yang tidak bertanggung jawab. Termasuk di dalam sebuah grup whatsapp yang selalu ramai tapi gak jelas yang pasti dimiliki oleh setiap pengguna aplikasi yang sedang populer tersebut. 

Kami adalah Bikers millenial yang tidak mau ketinggalan Hits dan karena mayoritas dari kami juga pengguna telepon pintar, meski sering dibuat kesal dengan labilnya jaringan dan terkadang mengemis hotspot teman, mau tidak mau harus rela jadi salah satu bagian dari grup whatsapp yang dikelola oleh admin yang jarang muncul kecuali kalau ada yang share foto wanita. Meski tujuan awal dibuatnya grup adalah untuk media informasi, tetapi yang lebih banyak dibicarakan adalah tentang hal-hal koyol seputar janda dan biduan kehidupan. Foto, gambar, dan video tidak jelas selalu ada setiap harinya, hal itu lah yag membuat halaman grup ramai dan membuat setiap anggotanya saling menertawakan. Tapi tiba-tiba keramaian itu hilang ketika salah satu anggota grup meneruskan sebuah artikel dari grup sebelah tentang profil dan elektabilitas salah satu Cawapres yang akan maju di Pilpres 2019 nanti. Jelas saja, karena setiap anggota pun mungkin sadar bahwa situasi politik saat ini sedang panas-panasnya, bahkan sampai membuat sebagian masyarakat terpecah dan saling menjelekan, dan tidak menutup kemungkinan diantara anggota grup juga ada yang berasal dari kelompok politik A, B, dan C. Tetapi kami tidak peduli, karena ketika kami duduk diatas jok motor, bukan roda politik yang kami bicarakan, melaikan roda belakang yang hampir gundul dan mengkhawatirkan. Entah apa tujuan dia meneruskan artikel tersebut kepada sebuah grup yang membuang jauh segala bentuk perbedaan. Mungkin dia lupa atau belum paham seperti apa sikap seorang Bikers dalam memandang sebuah perbedaan. 

Kami mungkin bukan pahlawan nasional, tapi kecintaan kami terhadap bangsa juga sama, memasang bendera indonesia pada atribute atau mengikatkannya pada salah satu bagian motor, menjadi salah satu bukti kebanggaan kami terhadap NKRI.

Kami menjunjung tinggi persatuan, meski diatas perbedaan. Anda Bikers? Kita saudara. 

(#007)

Tuesday, August 7, 2018

Rokok adalah Alasan bagi yang Suka dan Tidak Suka

Jika merokok adalah sebuah kesalahan, apakah para Tulang Punggung Keluarga yang bekerja di Pabriknya juga bersalah.?

Selalu menjadi obrolan yang panjang jika kita bicara seputar Rokok dan hal lain disekitarnya, apalagi jika lawan bicara kita adalah perempuan yang mayoritas dari mereka tidak merokok dan bahkan Anti-Rokok, sedangkan kita diposisi para lelaki yang mayoritas penikmat racun tembakau yang berbahaya itu.


Sangat jarang ditemui, perempuan yang berpikir bahwa merokok itu ada untungnya juga. mereka hanya beranggapan rokok itu berbahaya, bikin sakit, bikin boros dan bad attitude. padabahal kami juga manusia dan mereka yang tidak merokok juga manusia, maksudku bukan hanya perokok saja yang bisa berada di posisi berbahaya, sakit, boros dan bad attitude, yang tidak merokok juga bisa seperti itu  dengan hal lain yang bahkan bisa lebih bermasalah dari rokok.

Merokok juga tidak sepenuhnya salah, selain kenikmatan yang tumaninah, kami juga mendapat keuntungan, seperti mempererat silaturahmi, mempermudah bersosial, dan bahkan memperbanyak pertemanan. itulah  beberapa alasan yang sering kami gunakan.

Namun tidak hanya para perokok yang menjadikan rokok sebagai alasan, para perempuan yang Anti-Rokok juga selalu menggunakan rokok sebagai alasan, namun tak seperti kami yang menjadikannya alasan untuk berbuat baik, para perempuan ini lebih sering menggunakannya untuk berbuat jahat. iya jahat, seperti Rangga.

Ada seorang perempuan yang Anti-Rokok, dia teman dari temanya temanku. karena parasnya yang membuat suatu ruangan menjadi lebih terang, dan meski hidung dan badanya masih dalam masa pertumbuhan, ia pandai menjual senyum yang lebih manis dari kopi mushola, tidak sedikit yang menjadikannya target sasaran, salah satunya adalah teman dekatnya temanku. Namun banyak yang urungkan niat, karena salah satu syarat utama untuk menjadi pasangannya adalah lelaki yang tidak merokok. karena teman dekatnya temanku ini berdarah Jawa dia tak pantang menyerah dengan kejamnya ibukota syarat itu. dia berhasil menahan diri dan berhenti merokok. kemudain dengan modal jago speak dan motor metik andalannya, dia mulai mendekati si doi. beberapa malam minggu pun berlalu dan dia sudah siap untuk menawarkan jasa ojeg hati kepada si doi, meski belum ada sinyal lampu hijau, dia beranggapan saja kalau sistem lampu merahnya sedang rusak. namun ketika kata-kata yang mewakili seluruh isi hatinya itu sudah tersampaikan, dia di tolak dengan perlahan, digantung tinggi-tinggi dan dibiarkan begitu saja. padahal dia sudah memenuhi syarat dengan menjadi lelaki yang tidak merokok.
beberapa malam minggu kembali berlalu, dengan beberapa pertanyaan yang masih menggantung tentang kegagalannya, tiba-tiba terdengar kabar bahwa perempuan yang dia rela berhenti merokok untuknya itu menjalin hubungan dengan lelaki lain, dan parahnya dia kenal lelaki itu, lelaki perokok yang sering meminum kopi hitam bareng dari gelas yang sama. hanya saja lelaki itu lebih ganteng dan motor kreditan miliknya pun lebih bagus dari motor metik andalanya. dari beberapa fakta itu, dia berkesimpulan bahwa ternyata yang paling utama bagi si perempuan bukan "tidak merokok". dengan hati yang kecewa dia membenci perempuan itu dan pergi membeli rokok kembali.

Cerita diatas adalah salah satu contoh, meskipun awalnya seorang perempuan tidak menyukai lelaki yang merokok, tetapi jika ada hal lain yang bisa membuatnya aman dan nyaman, juga bangga dan bahagia, maka "tidak merokok" bukanlah yang utama lagi.

Jadi gak usah terlalu mempersalahkan rokok, toh kita sama-sama menjadikanya alasan kan.
lebih baik uangnya di beliin rokok daripada di beliin pulsa buat wanita lain.




~Shinigami yang Lain




Undangan Pernikahan Dari Mantan : Permen Nani-Nani Yang Hilang Rasa Manisnya

Dia bingung dulu gak sih, waktu mau ngasih undangan? Sebingung yang dikasih~ Ada satu hal yang paling saya takutkan dalam hubung...