Meski Beda Tetap Harus Bicara


Saturday, February 2, 2019

Bangku Belakang VS Bangku Depan








Kata dosen “posisi duduk mempengaruhi prestasi”, Padahal yang duduk paling depan cuma cari sensasi.

Dalam dunia perkuliahan, kata-kata dosen lebih mulia daripada kata hati. Gerakannya di perhatikan, suaranya didengarkan, tugasnya dikerjakan, dan keinginan egois nya direalisasikan.
Namun bagi saya, sehebat-hebatnya dosen, selalu saja ada pernyataan dari mereka yang membuat saya mengerutkan halis. (meski sebenarnya halis saya datar-datar saja)

Salah satu yang saya ingat adalah pernyataan dari dosen perempuan di awal semester “ini terbukti, posisi duduk mempengaruhi prestasi”. Kata beliau santai.

Dosen yang tidak saya ingat wajahnya ini (karena jarang masuk dan selalu diwakili oleh asistennya yang sok kalem), mengeluarkan pernyataan tersebut karena ketika dia menerangkan di depan kelas dengan suaranya yang pelan dan tidak pernah diulang itu, menanyakan apa saja yang dia bicarakan kepada para mahasiswa diakhir pembahasan, dan yang pertama menjadi sasaran tentu saja Suku Air Selatan Bangku Belakang. 

Para penghuni bangku belakang—termasuk saya yang pemalas ini, tentu saja tidak mendengar dengan jelas, karena suara si Ibu yang pelan dan tidak pernah diulang. Sehingga tidak bisa menjawab dengan benar pertanyaan dari beliau. Namun ketika si Ibu bertanya ke Negara Api Bangku Depan, para superior caper itu bisa menjawabnya, walaupun tidak semua benar. 

Tetapi karena kesenjangan yang sebenarnya tidak terlalu senjang itu, mereka yang duduk di bangku paling depan langsung mendapat penghargaan dari Dahsyatnya Award si Ibu dosen yang cuma saya ingat namanya itu. Penghargaan tersebut berupa pujian dan legitimasi terhadap mereka yang duduk di depan. Bahwasanya mereka lah calon-calon pencari sensasi berprestasi yang layak dicaci diakui. Luar biasa sekali bukan?!

Padahal saya yakin, mereka cuma tidak sengaja saja mendengarnya karena posisi duduk mereka yang dekat dengan si Ibu dosen. Sedangkan kami yang berada di posisi yang jauh dari sumber suara, wajar saja tidak mendengar dengan jelas. 

Tadinya saya ingin langsung menyatakan keberatan saya terhadap pernyataan beliau, namun saya menahannya, karena saya ingin beliau melihat sendiri sikap asli para penghuni bangku depan yang sangat bersebrangan dengan kebiasanya sehari-hari, yaitu ketika hari ujian tiba.
Kenapa saya membandingkannya dengan hari ujian? Karena sikap mereka di hari-hari biasa dan di hari ujian itu berbalik total 180 derajat.

Di hari-hari biasa, mereka datang on time atau lebih dulu dari kita, agar bisa duduk dibangku depan dan kita yang terlambat, tentu saja akan duduk di bangku belakang. Namun situasinya berbeda jika di hari ujian, mereka datang on time atau bahkan jauh sebelum jam ujian dimulai, hanya untuk bisa duduk di bangku belakang. Alasanya sederhana, agar tidak sulit ketika mencontek. Mantapppp, lalu kemana perginya orang-orang berprestasi yang dibanggakan si Ibu dosen??? 
#Inginkuberkatakasar

Ketika saya ingin melihat seperti apa ekspresi beliau jika melihat situasi tersebut, si Ibu dosen pemberi penghargaan itu ternyata tidak hadir. Seperti biasa, hanya diwakili oleh asistenya—yang masih sok kalem.

Kemudian, kita yang datangnya selalu terlambat di hari-hari biasa, memberi usaha lebih untuk minimal bisa datang on time di hari ujian. Namun hal itu sia-sia, mereka—si kumpulan orang ambisius dan superior itu datang lebih cepat, pada akhirnya hanya tinggal bangku depan saja yang kosong. Mau tidak mau, kita harus duduk di depan, karena kalaupun memaksa duduk di belakang, dosen akan menyuruh kita untuk mengisi bangku di depan yang kosong. Sambil kesal saya mendecih dalam hati “fix, auto ngulang”.~

Cerita diatas membuktikan, bahwa kata-kata dari dosen tidak semuanya perlu didengar, karena tidak semuanya benar. Posisi duduk sama sekali tidak mempengaruhi prestasi. Mereka yang duduk didepan tidak lebih dari para pejuang sensasi. Caranya basi, hanya menipu diri sendiri dan terbuki, ketika ujian—bangku depan kesayangan mereka—tidak mereka isi sama sekali.

Pernah pada kesempatan lain, jauh sesudah cerita diatas terjadi, saya berdebat dengan seorang wanita yang termasuk salah satu dari mereka (sejak dulu saya memang tidak suka sekali dengan wanita ini). Perdebatan terjadi di Grup Whatsapp kelas kami, sebenarnya hanya karena hal sepele, awalnya dia (salah satu yang dulu pernah mendapat pujian dari dosen karena duduk di depan) menyatakan kekecewaanya terhadap dosen yang jarang masuk, bahkan menghakimi dengan sebutan “makan gaji buta”. Boo amboo~ di depan dosen aja baik, tapi di belakang mah menghardik.

Saya yang tidak biasanya komentar di Grup pun, tiba-tiba tergerak, kemudian dengan sedikit gerakan ibu jari, saya mengomentari pernyataannya. 

“Dia : demo aja hayuu”

“Saya : apa-apa demo, apa-apa demo, sekalian aja bikin alumni, biar saingan sama 212”

“Dia : pada elu, apa nanya, apa nanya, oon dipiara”

(sumber pernyataannya adalah karena saya termasuk yang paling aktif bertanya di kelas. tapi kalau untuk yang sering bertanya disebut orang oon, saya tidak tau dia mengutip itu dari ilmuan mana)

Saya berhenti sejenak, sedikit tertawa karena pernyataanya yang lebih lucu dari joke bapak-bapak. Sambil kesal saya balas:

“haha ciyee orang pinter, gak pernah nanya. Tiap hari duduk di paling depan, giliran ujian duduk di paling belakang”

Para penyimak sekaligus penghuni Grup pun bersorak, beberapa diantaranya membalas komentar saya dengan emot tertawa. ~hahaha 

#epiccomeback


1 comment:

  1. AJO_QQ poker
    kami dari agen poker terpercaya dan terbaik di tahun ini
    Deposit dan Withdraw hanya 15.000 anda sudah dapat bermain
    di sini kami menyediakan 7 permainan dalam 1 aplikasi
    - play aduQ
    - bandar poker
    - play bandarQ
    - capsa sunsun
    - play domino
    - play poker
    - sakong
    di sini tempat nya Player Vs Player ( 100% No Robot) Anda Menang berapapun Kami
    Bayar tanpa Maksimal Withdraw dan Tidak ada batas maksimal
    withdraw dalam 1 hari.Bisa bermain di Android dan IOS,Sistem pembagian Kartu
    menggunakan teknologi yang mutakhir dengan sistem Random
    Permanent (acak) | pin bb : 58cd292c "

    ReplyDelete

Undangan Pernikahan Dari Mantan : Permen Nani-Nani Yang Hilang Rasa Manisnya

Dia bingung dulu gak sih, waktu mau ngasih undangan? Sebingung yang dikasih~ Ada satu hal yang paling saya takutkan dalam hubung...